Pendahuluan
Layanan
pada perpustakaan umum seharusnya menjangkau seluruh masyarakat di wilayah
perpustakaan umum kabupaten / kota dimana perpustakaan itu ada. Dilihat dari
geografi wilayah Indonesia yang begitu luas agaknya pernyataan tersebut kurang
dapat terlaksana secara optimal. Perpustakaan umum yang ada saat ini hanyalah
berada di kabupaten, padahal jarak antara kabupaten dan masyarakat sangat jauh
bisa mencapai 25-40 km lebih. Sehingga perpustakaan daerah tidak mencakup
seluruh masyarakat se-kabupaten. Di sisi lain perlu dipertanyakan persepsi
masyarakat tentang perpustakaan. Apakah persepsi masyarakat juga berkembang
secepat perkembangan kebutuhan mereka. Ataukah masyarakat menganggap
perpustakaan adalah gudang buku bukannya tempat memperoleh pengetahuan. Apakah
masyarakat menyadari bahwa kondisi perpustakaan mencerminkan kondisi budaya
suatu bangsa.
Masalah
Dalam
tulisan ini penulis ingin membahas diantaranya apa fungsi dan tugas perpustakaan
umum secara umum. Apa saja kesempatan yang dimiliki oleh perpustakaan dalam hal
ini perpustakaan umum untuk dapat hadir ditengah-tengah masyarakat sebagai
sarana pendidikan gratis masyarakat. Yang terakhir bagaimana strategi dan cara
yang digunakan untuk dapat meningkatkan keterjangkauan masyarakat terhadap
layanan perpustakaan umum di Indonesia terutama didaerah luar pulau jawa.
Pembahasan
Tugas dan fungsi perpustakaan umum
Perpustakaan
umum adalah perpustakaan yang diperuntukan bagi masyarakat luas sebagai sarana
pembelajaran sepanjang hayat tanpa membedakan umur, jenis kelamin, suku, ras,
agama, dan status sosial-ekonomi (UU No
43 2007). Sedangkan pengertian perpustakaan umum kotamadya disini yaitu
perpustakaan umum yang dikelola oleh kotamadya, berfungsi sebagai pusat
belajar, jasa referens, dan informasi, penelitian dan referens bagi seluruh
lapisan masyarakat.
Ciri
perpustakaan umum adalah sebagai berikut :
- Terbuka untuk umum, artinya terbuka untuk siapa saja tanpa membedakan jenis kelamin, agama, kepercayaan, ras, usia, pandangan politik, dan pekerjaan.
- Dibiayai oleh dana umum, dana umum ialah dana yang berasal dari masyarakat. Biasanya, dikumpulkan melalui pajak dan dikelola oleh pemerintah.
- Jasa yang diberikan pada hakekatnya bersifat Cuma-Cuma. Jasa yang diberikan mencakup jasa referensi, peminjaman, konsultasi studi dan keanggotaan.
Untuk
mencapai tujuannya, perpustakaan umumnya mengelompokkan obyeknya menjadi empat,
yaitu :
1) Pendidikan,
perpustakaan umum bertugas memelihara dan menyediakan sarana untuk pengembangan
perorangan/ kelompok pada semua tingkat kemampuan pendidikan.
2) Informasi,
perpustakaan menyediakan kemudahan bagi pemakai berupa akses yang cepat
terhadap informasi yang tepat menegenai seluruh penegetahuan manusia.
3) Kebudayaan,
perpustakaan merupakan pusat kehidupan kebudayaan dan secara aktif
mempromosikan partisipasi dan apresiasi semua bentuk seni.
4) Rekreasi,
perpustakaan memainkan peran penting dalam mendorong penggunaan secara aktif
rekreasi dan waktu senggang dengan penyediaan bahan bacaan.
Kesempatan yang dimiliki oleh
perpustakaan umum
Perpustakaan
memiliki berbagai peluang untuk tetap eksis dan ada di lingkungan masyarakat
yakni sebagai sarana pembelajar seumur hidup (long life learning). Dalam bukunya Suatarno NS (Perpustakaan dan
Masyarakat : 2006), kesempatan yang dimiliki oleh perpustakaan antara lain (a)
perkembangan informasi dan ilmu pengetahuan, (b) teknologi informasi, (c)
perkembangan bidang pendidikan, (d) kebijakan pemerintah dibidang perpustakaan.
- Perkembangan Informasi
Dalam
memasuki abad ke 21 kita sering menyebut sebagai abad informasi. Pada saat
sekarang perkembangan informasi sangat cepat. Seperti kita perhatikan dan
rasakan, terutama pada negara maju. Informasi tersebut kemudian dieksploitasi, digandakan
dan disebarluaskan ke seluruh dunia dan dikonsumsi oleh umat manusia, termasuk
penduduk negara berkembang. Sementara informasi dari negara-negara berkembang
yang jumlahnya relatif sedikit dan terbatas tidak mampu bersaing. Akibatnya
terjadi ketimpangan dan ketidakadilan dibidang informasi antara negara maju dan
negara berkembang. Karena banyak dan tersebarnya informasi tersebut telah
mendorong perpustakaan untuk menghimpun, menyeleksi dan mengemas, serta
menyajikan kepada masyarakat yang membutuhkan. Dalam dunia yang serba cepat
seperti sekarang ini setiap orang membutuhkan informasi yang cepat dan tepat.
Siapa yang menguasai informasi, dialah yang lebih maju. Sebaliknya siapa yang
ketinggalan informasi, maka akan ketinggalan kemajuan dan pada gilirannya akan
tersisihkan. Untuk dapat mengikuti dan mengimbangi kemajuan tersebut,
perpustakaan perlu menyesuaikan dan berbenah diri agar mampu menjalankan tugas
dan fungsinya dengan baik.
2. Teknologi
Informasi
Berkat
kemajuan teknologi, terutama teknolgi informasi dan telekomunikasi, setiap
orang dapat mengetahui, mengikuti, dan menyaksikan berbagai peristiwa yang
berlangsung dibagian dunia yang lain, dengan jelas dalam waktu yang sama atau
hampir bersamaan. Melalui sarana berupa teknologi tersebut kita dapat menembus
batas negara dan waktu tanpa banyak menemui hambatan. Atas penemuan dan
perkembangan tersebut berdampak pula pada perkembangan perpustakaan.koleksi
bahan pustaka perpustakaan pada mulanya berupa tulisan pada benda-benda seperti
batu, kulit binatang, tanah liat, papirus, dan daun lontar, telah berkembang
cepat semenjak ditemukannya kertas, mesin cetak, teknologi produksi buku. Pada
tahap selanjutnya, koleksi bahan pustaka bertambah dengan penemuan film, film
strip, priringan hitam, kaset, compact disk, dan lain-lain. Kemudian ditemukan
teknologi informasi seperti komputer dan internet yang ikut mewarnai,
mempercepat, dan mendorong pertumbuhan perpustakaan, pengolahan dan akses
pemanfaatannya.
3. Perkembangan
Bidang Pendidikan
Salah
satu kegiatan pokok perpustakaan adalah dibidang pendidikan. Pada dasarnya,
pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, dan
swasta. Kita menyadari bahwa proses pendidikan berlangsung sepanjang masa (lifelong education). Setiap orang
diberikan hak dan kesempatan yang sama untuk memperoleh dan meningkatkan
penguasaan ilmu pengetahuan, kemampuan dan keterampilan. Penyelanggaraan
perpustakaan adalah dalam rangka mendukung dan memfasilitasi proses pendidikan
tersebut, baik secara formal maupun nonformal.
4. Kebijakan
Pemerintah di Bidang Perpustakaan
Perlu
diakui, bahwa peran pemerintah dibidang perpustakaan sangat besar, kalau tidak
dapat dikatakan bahwa perkembangan perpustakaan sangat bergantung kepada
pemerintah. Kondisi demikian terutama terjadi pada negara-negara berkembang.
Meskipun yang dihadapi sekarang ini kemampuan pemerintah terbatas dan
bidang-bidang lain perlu diprioritaskan. Pembinaan dan pengembanagan
perpustakaan tidak dapat diabaikan sama sekali. Oleh karena itu, pemerintah
telah banyak sekali mengeluarkan kebijakan dibidang perpustakaan, baik
ditingkat pusat, maupun ditingkat daerah. Kebijakan pemerintah tersebut
tertuang dalam Peraturan Perundang-undangan, Keputusan Presiden (Keppres), Peraturan
Pemerintah (PP), Peraturan Menteri (Permen), Instruksi Menteri (Inmen),
Peraturan Daerah (Perda), dan keputusan pejabat lain. Masing-masing tersebut
merupakan dasar, regulasi, kebijakan, pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk
teknis yang secara berjenjang dari yang paling tinggi sampai yang paling
rendah. Oleh sebab itu, baik secara langsung ataupun tidak, kebijakan
pemerintah dibidang perpustakaan merupakan salah satu peluang yang memberikan
motivasi dan inovasi dalam rangka dan upaya perkembangan perpustakaan di
Indonesia.
Meningkatkan keterjangkauan
masyarakat terhadap layanan perpustakaan umum
Pada
kenyataannya di Indonesia masyakat masih banyak yang belum merasakan dan
memanfaatkan layanan perpustakaan umum. Hal ini banyak terjadi terutama didaerah-daerah
diluar jawa ataupun didaerah terpencil lainnya, karena lokasi perpustakaan umum
ada di kabupaten/ kotamadya sehingga untuk masyarakat yang ditingkat desa dan
kecamatan belum terjangkau layanan perpustakaan umum. Faktor lainnya mungkin
tingkat membaca dan kesadaran membaca yang rendah dari masyarakat itu sendiri
yang tidak memanfaatkan layanan perpustakaan umum.
Untuk
meningkatkan keterjangakauan masyarakat tersebut yaitu dengan mengadakan perpustakaan
umum ditingkat kecamatan. Perpustakaan umum ditingkat kecamatan minimal
mempunyai kriteria berikut :
- Ruang minimal berukuran 18 m2
Ruang
perpustakaan dibagi menjadi dua yaitu ruang buku dan ruang baca. Dalam
menyediakan ruangan ini, pihak kecamatan dapat menggunakan ruang kantor atau
ruang yang sudah tidak terlalu terpakai. Sehingga untuk ruang perpustakaan
tidak menelan biaya yang banyak, cukup menggunakan yang sudah ada dikantor
kecamatan. Ruang perpustakaan ini, direhap ulang dengan cara di cat dan
ditambah gambar-gambar sperti mural yang ada ditembok.
- Meubelair Perpustakaan
Meja
dan kursi baca tidak perlu menggunakan meja dan kursi yang standar. Cukup
menggunakan meja pendek sehinnga tidak perlu kursi, hal ini akan menghemat
biaya banyak karena kursi bisa digantikan dengan karpet. Rak buku dapat
menggunakan kayu biasa yang dirasa cukup murah tetapi kuat dan dicat dengan
desain yang menarik dengan proporsi warna yang tidak monoton sehingga pengunjung
perpustakaan akan betah.
- Internet dan Free Hotspot Area
Internet
dan hotspot area ini akan menarik pengunjung perpustakaan. Umumnya, para remaja
lebih banyak menggunakan internet sehingga perpustakaan ini akan menjadi tempat
utama untuk menghabiskan waktu mereka. Dengan biaya sekitar 3 juta rupiah kita
sudah dapat membuat hotspot area dengan membeli satu komputer dan wireles card
serta 1 akses internet. 1 komputer ini dibebaskan untuk diakses oleh
pengunjung. Hal ini akan menarik pengunjung perpustakaan karena dengan akses
internet ini para remaja akan mendapatkan keuntungan akses internet secara gratis.
- Pustakawan
Dengan
satu orang pustakawan saja sudah cukup. Dalam hal ini pustakawan tidak perlu
menggunakan lulusan dari universitas dengan jurusan perpustakaan, cukup dengan
lulusan SMA atau sederajat dengan panduan dan deskripsi kerja yang jelas dan
tertulis. Pustakawan tersebut diambil dari remaja dari daerah sekitar
kecamatan, karena dengan keadaan tersebut para remaja dari daerah sekitar sudah
tidak canggung lagi untuk berkunjung ke perpustakaan kecamatan.
- Buku Perpustakaan
Buku
perpustakaan kecamatan tidak seperti yang ada didalam perpustakaan sekolah.
Buku perpustakaan kecamatan seharusnya mempunyai kriteria berikut
(a) Buku
tentang cerita dan kejadian masa kini sekitar 30 %
(b) Buku
pengembangan diri 20 %
(c) Buku
tentang teknik-teknik wiraswasta 30%
(d) Buku
cerita bergambar 10%
(e) Buku
pelajaran sekolah 10 %
Buku-buku
ini tidak sepenuhnya dibeli, tetapi dapat mendownload (ebook free) kemudian diprint sendiri sehingga kita tidak banyak
mengeluarkan biaya untuk membeli buku.
- Promosi dan pengenalan perpustakaan pada masyarakat sekitar
Promosi
ini dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya menggunakan brosur yang
disebar di tiap desa.
Cara
lain yang dapat digunakan misalnya saat ini pemerintah melalui Depkominfo
sedang menggalakkan program internet masuk kecamatan atau yang lebih dikenal
dengan PLIK (Pusat Layanan Internet Kecamatan). Mungkin lokasi perpustakaan
kecamatan dapat diletakkan bersebelahan dengan program internet masuk kecamatan
ini, sehingga pengunjungnya akan ramai.
Simpulan
Pada
dasarnya layanan perpustakaan umum dapat diakses oleh siapa saja. Akan tetapi
melihat geografi wilayah Indonesia terutama didaerah luar jawa, masyarakat
sulit untuk mendapatkan layanan perpustakaan umum. Untuk mengatasi masalah ini dapat
dibentuk suatu perpustakaan umum ditingkat kecamatan atau dapat juga disebut
perpustakaan kecamatan. Perpustakaan ini tidak memakan biaya yang terlalu besar
sebab tidak harus berukuran luas atau besar. Koleksinya disesuaikan dengan
kebutuhan user di kecamatan tersebut misalnya buku pertanian, kewirausahaan,
masak-memasak dan lainnya.
Daftar Pustaka
UU
No 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan
Basuki,
Sulistyo.Pengantar Ilmu Perpustakaan.Jakarta:Gramedia
Pustaka Utama, 1993.
Sutarno,
NS.Perpustakaan dan Masyarakat.Jakarta:Sagung
Seto, 2006.
Http://www.pemustaka.com/
Basri, Ahmad Hasan.2012.pengadaan
perpustakaan sederhana tapi efektif ditingkat kecamatan dengan biaya minimal
membuahkan hasil yang maksimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar