Sabtu, 29 Desember 2012

Meningkatkan Layanan Perpustakaan Umum


Pendahuluan
Layanan pada perpustakaan umum seharusnya menjangkau seluruh masyarakat di wilayah perpustakaan umum kabupaten / kota dimana perpustakaan itu ada. Dilihat dari geografi wilayah Indonesia yang begitu luas agaknya pernyataan tersebut kurang dapat terlaksana secara optimal. Perpustakaan umum yang ada saat ini hanyalah berada di kabupaten, padahal jarak antara kabupaten dan masyarakat sangat jauh bisa mencapai 25-40 km lebih. Sehingga perpustakaan daerah tidak mencakup seluruh masyarakat se-kabupaten. Di sisi lain perlu dipertanyakan persepsi masyarakat tentang perpustakaan. Apakah persepsi masyarakat juga berkembang secepat perkembangan kebutuhan mereka. Ataukah masyarakat menganggap perpustakaan adalah gudang buku bukannya tempat memperoleh pengetahuan. Apakah masyarakat menyadari bahwa kondisi perpustakaan mencerminkan kondisi budaya suatu bangsa.
Masalah
Dalam tulisan ini penulis ingin membahas diantaranya apa fungsi dan tugas perpustakaan umum secara umum. Apa saja kesempatan yang dimiliki oleh perpustakaan dalam hal ini perpustakaan umum untuk dapat hadir ditengah-tengah masyarakat sebagai sarana pendidikan gratis masyarakat. Yang terakhir bagaimana strategi dan cara yang digunakan untuk dapat meningkatkan keterjangkauan masyarakat terhadap layanan perpustakaan umum di Indonesia terutama didaerah luar pulau jawa.
Pembahasan
Tugas dan fungsi perpustakaan umum
Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diperuntukan bagi masyarakat luas sebagai sarana pembelajaran sepanjang hayat tanpa membedakan umur, jenis kelamin, suku, ras, agama, dan status sosial-ekonomi (UU No 43 2007). Sedangkan pengertian perpustakaan umum kotamadya disini yaitu perpustakaan umum yang dikelola oleh kotamadya, berfungsi sebagai pusat belajar, jasa referens, dan informasi, penelitian dan referens bagi seluruh lapisan masyarakat.
Ciri perpustakaan umum adalah sebagai berikut :
  1.  Terbuka untuk umum, artinya terbuka untuk siapa saja tanpa membedakan jenis kelamin, agama, kepercayaan, ras, usia, pandangan politik, dan pekerjaan.
  2. Dibiayai oleh dana umum, dana umum ialah dana yang berasal dari masyarakat. Biasanya, dikumpulkan melalui pajak dan dikelola oleh pemerintah.
  3.  Jasa yang diberikan pada hakekatnya bersifat Cuma-Cuma. Jasa yang diberikan mencakup jasa referensi, peminjaman, konsultasi studi dan keanggotaan.

Untuk mencapai tujuannya, perpustakaan umumnya mengelompokkan obyeknya menjadi empat, yaitu :
1)   Pendidikan, perpustakaan umum bertugas memelihara dan menyediakan sarana untuk pengembangan perorangan/ kelompok pada semua tingkat kemampuan pendidikan.
2)     Informasi, perpustakaan menyediakan kemudahan bagi pemakai berupa akses yang cepat terhadap informasi yang tepat menegenai seluruh penegetahuan manusia.
3) Kebudayaan, perpustakaan merupakan pusat kehidupan kebudayaan dan secara aktif mempromosikan partisipasi dan apresiasi semua bentuk seni.
4)  Rekreasi, perpustakaan memainkan peran penting dalam mendorong penggunaan secara aktif rekreasi dan waktu senggang dengan penyediaan bahan bacaan.
Kesempatan yang dimiliki oleh perpustakaan umum
Perpustakaan memiliki berbagai peluang untuk tetap eksis dan ada di lingkungan masyarakat yakni sebagai sarana pembelajar seumur hidup (long life learning). Dalam bukunya Suatarno NS (Perpustakaan dan Masyarakat : 2006), kesempatan yang dimiliki oleh perpustakaan antara lain (a) perkembangan informasi dan ilmu pengetahuan, (b) teknologi informasi, (c) perkembangan bidang pendidikan, (d) kebijakan pemerintah dibidang perpustakaan.
  1.   Perkembangan Informasi

Dalam memasuki abad ke 21 kita sering menyebut sebagai abad informasi. Pada saat sekarang perkembangan informasi sangat cepat. Seperti kita perhatikan dan rasakan, terutama pada negara maju. Informasi tersebut kemudian dieksploitasi, digandakan dan disebarluaskan ke seluruh dunia dan dikonsumsi oleh umat manusia, termasuk penduduk negara berkembang. Sementara informasi dari negara-negara berkembang yang jumlahnya relatif sedikit dan terbatas tidak mampu bersaing. Akibatnya terjadi ketimpangan dan ketidakadilan dibidang informasi antara negara maju dan negara berkembang. Karena banyak dan tersebarnya informasi tersebut telah mendorong perpustakaan untuk menghimpun, menyeleksi dan mengemas, serta menyajikan kepada masyarakat yang membutuhkan. Dalam dunia yang serba cepat seperti sekarang ini setiap orang membutuhkan informasi yang cepat dan tepat. Siapa yang menguasai informasi, dialah yang lebih maju. Sebaliknya siapa yang ketinggalan informasi, maka akan ketinggalan kemajuan dan pada gilirannya akan tersisihkan. Untuk dapat mengikuti dan mengimbangi kemajuan tersebut, perpustakaan perlu menyesuaikan dan berbenah diri agar mampu menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik.
2. Teknologi Informasi
Berkat kemajuan teknologi, terutama teknolgi informasi dan telekomunikasi, setiap orang dapat mengetahui, mengikuti, dan menyaksikan berbagai peristiwa yang berlangsung dibagian dunia yang lain, dengan jelas dalam waktu yang sama atau hampir bersamaan. Melalui sarana berupa teknologi tersebut kita dapat menembus batas negara dan waktu tanpa banyak menemui hambatan. Atas penemuan dan perkembangan tersebut berdampak pula pada perkembangan perpustakaan.koleksi bahan pustaka perpustakaan pada mulanya berupa tulisan pada benda-benda seperti batu, kulit binatang, tanah liat, papirus, dan daun lontar, telah berkembang cepat semenjak ditemukannya kertas, mesin cetak, teknologi produksi buku. Pada tahap selanjutnya, koleksi bahan pustaka bertambah dengan penemuan film, film strip, priringan hitam, kaset, compact disk, dan lain-lain. Kemudian ditemukan teknologi informasi seperti komputer dan internet yang ikut mewarnai, mempercepat, dan mendorong pertumbuhan perpustakaan, pengolahan dan akses pemanfaatannya.
3.   Perkembangan Bidang Pendidikan
Salah satu kegiatan pokok perpustakaan adalah dibidang pendidikan. Pada dasarnya, pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, dan swasta. Kita menyadari bahwa proses pendidikan berlangsung sepanjang masa (lifelong education). Setiap orang diberikan hak dan kesempatan yang sama untuk memperoleh dan meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan, kemampuan dan keterampilan. Penyelanggaraan perpustakaan adalah dalam rangka mendukung dan memfasilitasi proses pendidikan tersebut, baik secara formal maupun nonformal.
4. Kebijakan Pemerintah di Bidang Perpustakaan
Perlu diakui, bahwa peran pemerintah dibidang perpustakaan sangat besar, kalau tidak dapat dikatakan bahwa perkembangan perpustakaan sangat bergantung kepada pemerintah. Kondisi demikian terutama terjadi pada negara-negara berkembang. Meskipun yang dihadapi sekarang ini kemampuan pemerintah terbatas dan bidang-bidang lain perlu diprioritaskan. Pembinaan dan pengembanagan perpustakaan tidak dapat diabaikan sama sekali. Oleh karena itu, pemerintah telah banyak sekali mengeluarkan kebijakan dibidang perpustakaan, baik ditingkat pusat, maupun ditingkat daerah. Kebijakan pemerintah tersebut tertuang dalam Peraturan Perundang-undangan, Keputusan Presiden (Keppres), Peraturan Pemerintah (PP), Peraturan Menteri (Permen), Instruksi Menteri (Inmen), Peraturan Daerah (Perda), dan keputusan pejabat lain. Masing-masing tersebut merupakan dasar, regulasi, kebijakan, pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis yang secara berjenjang dari yang paling tinggi sampai yang paling rendah. Oleh sebab itu, baik secara langsung ataupun tidak, kebijakan pemerintah dibidang perpustakaan merupakan salah satu peluang yang memberikan motivasi dan inovasi dalam rangka dan upaya perkembangan perpustakaan di Indonesia.
Meningkatkan keterjangkauan masyarakat terhadap layanan perpustakaan umum
Pada kenyataannya di Indonesia masyakat masih banyak yang belum merasakan dan memanfaatkan layanan perpustakaan umum. Hal ini banyak terjadi terutama didaerah-daerah diluar jawa ataupun didaerah terpencil lainnya, karena lokasi perpustakaan umum ada di kabupaten/ kotamadya sehingga untuk masyarakat yang ditingkat desa dan kecamatan belum terjangkau layanan perpustakaan umum. Faktor lainnya mungkin tingkat membaca dan kesadaran membaca yang rendah dari masyarakat itu sendiri yang tidak memanfaatkan layanan perpustakaan umum.

Untuk meningkatkan keterjangakauan masyarakat tersebut yaitu dengan mengadakan perpustakaan umum ditingkat kecamatan. Perpustakaan umum ditingkat kecamatan minimal mempunyai kriteria berikut :
  •  Ruang minimal berukuran 18 m2

Ruang perpustakaan dibagi menjadi dua yaitu ruang buku dan ruang baca. Dalam menyediakan ruangan ini, pihak kecamatan dapat menggunakan ruang kantor atau ruang yang sudah tidak terlalu terpakai. Sehingga untuk ruang perpustakaan tidak menelan biaya yang banyak, cukup menggunakan yang sudah ada dikantor kecamatan. Ruang perpustakaan ini, direhap ulang dengan cara di cat dan ditambah gambar-gambar sperti mural yang ada ditembok.
  •  Meubelair Perpustakaan

Meja dan kursi baca tidak perlu menggunakan meja dan kursi yang standar. Cukup menggunakan meja pendek sehinnga tidak perlu kursi, hal ini akan menghemat biaya banyak karena kursi bisa digantikan dengan karpet. Rak buku dapat menggunakan kayu biasa yang dirasa cukup murah tetapi kuat dan dicat dengan desain yang menarik dengan proporsi warna yang tidak monoton sehingga pengunjung perpustakaan akan betah.
  •  Internet dan Free Hotspot Area

Internet dan hotspot area ini akan menarik pengunjung perpustakaan. Umumnya, para remaja lebih banyak menggunakan internet sehingga perpustakaan ini akan menjadi tempat utama untuk menghabiskan waktu mereka. Dengan biaya sekitar 3 juta rupiah kita sudah dapat membuat hotspot area dengan membeli satu komputer dan wireles card serta 1 akses internet. 1 komputer ini dibebaskan untuk diakses oleh pengunjung. Hal ini akan menarik pengunjung perpustakaan karena dengan akses internet ini para remaja akan mendapatkan keuntungan akses internet secara gratis.
  •   Pustakawan

Dengan satu orang pustakawan saja sudah cukup. Dalam hal ini pustakawan tidak perlu menggunakan lulusan dari universitas dengan jurusan perpustakaan, cukup dengan lulusan SMA atau sederajat dengan panduan dan deskripsi kerja yang jelas dan tertulis. Pustakawan tersebut diambil dari remaja dari daerah sekitar kecamatan, karena dengan keadaan tersebut para remaja dari daerah sekitar sudah tidak canggung lagi untuk berkunjung ke perpustakaan kecamatan.
  •  Buku Perpustakaan

Buku perpustakaan kecamatan tidak seperti yang ada didalam perpustakaan sekolah. Buku perpustakaan kecamatan seharusnya mempunyai kriteria berikut
(a)    Buku tentang cerita dan kejadian masa kini sekitar 30 %
(b)   Buku pengembangan diri 20 %
(c)    Buku tentang teknik-teknik wiraswasta 30%
(d)   Buku cerita bergambar 10%
(e)    Buku pelajaran sekolah 10 %
Buku-buku ini tidak sepenuhnya dibeli, tetapi dapat mendownload (ebook free) kemudian diprint sendiri sehingga kita tidak banyak mengeluarkan biaya untuk membeli buku. 
  • Promosi dan pengenalan perpustakaan pada masyarakat sekitar

Promosi ini dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya menggunakan brosur yang disebar di tiap desa.
Cara lain yang dapat digunakan misalnya saat ini pemerintah melalui Depkominfo sedang menggalakkan program internet masuk kecamatan atau yang lebih dikenal dengan PLIK (Pusat Layanan Internet Kecamatan). Mungkin lokasi perpustakaan kecamatan dapat diletakkan bersebelahan dengan program internet masuk kecamatan ini, sehingga pengunjungnya akan ramai.

Simpulan
Pada dasarnya layanan perpustakaan umum dapat diakses oleh siapa saja. Akan tetapi melihat geografi wilayah Indonesia terutama didaerah luar jawa, masyarakat sulit untuk mendapatkan layanan perpustakaan umum. Untuk mengatasi masalah ini dapat dibentuk suatu perpustakaan umum ditingkat kecamatan atau dapat juga disebut perpustakaan kecamatan. Perpustakaan ini tidak memakan biaya yang terlalu besar sebab tidak harus berukuran luas atau besar. Koleksinya disesuaikan dengan kebutuhan user di kecamatan tersebut misalnya buku pertanian, kewirausahaan, masak-memasak dan lainnya.
Daftar Pustaka
UU No 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan
Basuki, Sulistyo.Pengantar Ilmu Perpustakaan.Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, 1993.
Sutarno, NS.Perpustakaan dan Masyarakat.Jakarta:Sagung Seto, 2006.
Http://www.pemustaka.com/ Basri, Ahmad Hasan.2012.pengadaan perpustakaan sederhana tapi efektif ditingkat kecamatan dengan biaya minimal membuahkan hasil yang maksimal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar